[97] Telapak Tangan Terbuka


Atas perintah komandan tertinggi (bapak gw), gw pun membereskan kost2an, memulai mencicil dengan membuang berkas2 atau kertas yang sudah tidak dibutuhkan (seperti coretan puisi cinta untuk si dia yang tak sempat diberikan *gak deng tailah gw gak ada gtu2an suwer haha atau revisian skripsi yang dicoret2 *sombong)
Kata orang, membereskan rumah atau kamar *puing2 reruntuhan kalau kasus gw terdiri dari
10 % beneran beresin 90 % mengenang masa lalu
Semua orang tentu mengalami, termasuk gw. Melihat catatan2 ketika kuliah dulu (yang lebih banyak gambarnya ketimbang beneran nyatetnya) atau berkas2 ketika mau daftar ulang kuliah dulu tentu bikin memori mengenang perjuangan sepanjang kuliah.
Lama tapi juga serasa sebentar.
Beberapa hari yang lalu ketika makan malam bareng, ada temen gw yang bercerita panjang lebar soal hidup dia baru2 ini.
“Sedih deh ri. Sekarang temen2 gw pada kerja di luar semua”
“Biasa juga kerja di luar, di rumah mah tidur aja”
“LUAR BANDUNG MAKSUDNYAAAH GRAAOO!” *gw pun mati diterkam
*jayuslah haha
Isi percakapannya gak kyk gtu, tp curhatan teman yang lulus lebih cepat dari gw mengintisarikan bagaimana kehidupan pasca kampus karena teman2nya sudah mulai memilih jalan sendiri dan tidak dapat sering bertemu ketika dulu masa kuliah.

Gw sendiri baru memulai langkah selanjutnya menjadi apa yang orang bilang sebagai “dewasa”, dimana lo harus ikutan bayar pajak atau menabung untuk rumah dan naik haji. Kebanyakan temen gw sudah duluan melangkah ke tahap selanjutnya dan gw beberapa kali mendengar asam garam mereka.
Ada yang mengeluh betapa mereka pengen ke jaman SMA lagi dimana lo bisa eek di toiletnya dan gak perlu disiram *wait, ada yang salah kyknya. Ya lo tidurnya tentram, bisa nongkrong selesai bubaran sekolah, bisa liburan bareng temen. Tapi apakah dulu pas SMA bisa lo bisa sebebas sekarang, tidak sekedar memilih namun membuat pilihan? Bisa tinggal di kota lain (ngekost), memulai usaha, ikutan organisasi atau klub dugem di luar kampus?
Walau tentu hal tersebut memang harus dibayar dengan hal lainnya. Harus pisah dari orang tua lo untuk waktu yang cukup lama, mengirit pengeluaran dan puter otak untuk uang tambahan supaya bisa bertahan di akhir bulan, dan jarang kumpul sm temen2 lama (termasuk ldr an sm si doi, ah tapi kalau udah gak sanggup putusin ajalaah toh yang satu kota aja belum tentu langgeng *tai haha gakdeng serah kalian lah)
Banyak hal yang berubah termasuk, urusan hubungan sosial, circle, atau apapun setelah panggung masa studi usai. Memulai rutinitas yang sama setiap hari, bermacet2 ria di berangkat dan pulang kerja, tak bisa bolos atau kabur dari kantor ketika jenuh. Satu teman akan pergi ke ibukota menjadi artis ibukotamencari rezeki, teman yang lain harus kembali ke kota asal mengurus kedua orangtuanya, ada yang tiba2 mengirim undangan nikah, bahkan ada beberapa temen yang harus terpisah jarak ribuan kilometer untuk menempuh studi s2
Tapi. terkadang hal memang harus berubah, untuk kebaikan yang jauh lebih baik lagi. Ada hal yang harus disisihkan, agar tersedia ruang kosong untuk menampung hal yang lebih baik. Gw memang belum liat finishnya, tp gw rasa akan ada kebaikan dan keberuntungan yang setimpal datang di tengah perubahan tersebut.
Karena ada hal yang ikut terlepas ketika telapak tangan terbuka. 
Karena hadiah juga tidak bisa diterima dengan telapak tangan tertutup.

Ditulis sehari setelah interviuw yang sepertinya kurang mendapatkan hasil. Masih mengejar revisi, diingatkan TU untuk tidak terlalu rajin dan mengingatkan untuk bersantai sejenak. Pikiran masih penuh bagaimana bisa santai ketika teman yang lain sudah melanjutkan hidup ke babak berikutnya.
Ditulis sambil mendengarkan lagu #nowplaying Castle on the Hill – Ed Sheeran. Meyakini bahwa kalau sudah ditakdirkan bertemu akan bertemu kembali dengan yang di masa lalu. Diingatkan oleh teman untuk selalu menjaga silaturahmi, ya pertemuan singkat bisa ditingkatkan dengan kualitas sih harusnya bahaha. Perubahan mutlak adanya. Kodratnya Tuhan, Untuk kebaikan diri sendiri, untuk keluarga, untuk dia yang mungkin menunggu di masa depan, untuk lingkungan, untuk kecamatan, dan untuk dunia akhirat

Comments

Popular Posts