[71] Menggaruk Garut


“Walah weekend panjang tp ada kerjaan dan urusan di Bandung. Pengen liburan tp nanggung. Yaudah ke Garut aja!”
Ide yg disahutkan oleh temen kostan yg mau cabut mengambil jatah liburnya di KUA *eh salah setelah menyelesaikan kuliah magangnya.
Berbekal ide itu. Gw pun memantapkan diri untuk ke Garut
, kota dimana Domba2 disana ditinggal oleh teman yg sombong, Shaun The Sheep
Bagaimana jika keinginan pribadi tidak sama dengan keinginan kelompok? Apakah kita harus mengikuti kemauan di sekitar kita demi sebuah pengakuan sosial? Atau memang harus menjelajah keluar sendiri dari zona nyaman demi merasakan petualangan baru. meskipun harus benar2 sendiri tanpa petunjuk, tanpa teman seperjalanan?
Ini pengalaman kecil hari ini ketika ūtercetus ide untuk ke garut tanpa persiapan apapun. Meskipun di Garut nanti akan bertemu teman, gw harus memulainya sendiri. Hanya berbekal uang secukupnya dan motor hasil begal pinjaman serta restu orang tua yang mendadak, gwpun memantapkan utk ttp brkt. Sungguh gw tidak menyiapkan dan merencanakan akan kemana dan bagaimana.
Sebenarnya banyak hal yang menyenangkan dan teman di Bandung yg bisa mengisi liburan. Tapi ntah kenapa ada rasa penasaran bagaimana rasanya ke luar kota sendiri dengan motor. Tentu ada rasa cemas cenat cenut takut terjadi hal2 yg tidak diinginkan seperti kecelakaan padahal kan masih jomblo *eh *Kodekeras.
Ditambah motor tidak diservis penuh dan belum terlalu hafal jalan dsana. Spanjang perjalanan hati sudah was-was bagaimana jika tidak mencapai Garut, tp malah ke Helsinki * jayus pisan
Tp setelah memakan 4 jam kurang, alhamdullilah sesuatu gw sampai secara sehat walafiat. Gw pun dengan enjoynya bisa keliling minum es goyobod meskipun pada akhirnya mengetahui kabar bahwa teman belum sampai di garut *hrsbertahansendiri
Tapi bukan cerita di atas yang penting. Sepanjang perjalanan gw mikir (ya meskipun otak gw hanya sekecil ikan cere, makanya kepala sakit bgt skrg) mungkin ada kalanya kita harus berjalan sendiri dan keluar dari zona nyaman. Meskipun tanpa kepastian bahwa disana akan menyenangkan dan mudah, tapi pastikan segala sesuatunya akan jauh lebih baik.
Jangan takut akan kekurangan bekal, ketiadaan petunjuk, atau teman seperjalanan. Percayalah harga tersebut setimpal dengan hasil baik yang akan diterima, meskipun baru akan terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Bukankah esensi perubahan harus selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya?
Seperti menggaruk gatal, semakin dicoba semakin kepingin. Seperti Garut, yang semakin dipikir semakin ingin kesana.
Walhasil detik ini dtulis, gw udah sampai dan bertemu dgn teman. Semoga bsk hasilnya menyenangkan. Semoga juga coklat enteng jodohnya masih ada stoknya *eh

Ditulis pada sebuah penginapan Cipanas, sambil ngantuk.
Salam anget-anget air kencing di kolam

Comments

Popular Posts