[91] Jodoh yang Bodoh


90 POSTINGAN! merayakan postingan ke 90 saya akan giveaway barang berupa….
eh udah lewat ke 91 ya? yaudah berarti gak ada apa2! *naon
Apabila seluruh kehidupan ibarat sekolah atau kampus, mungkin “cinta,asmara, dan jodoh” adalah (salah satu) mata pelajaran bernilai paling jelek dan merah di antara mata pelajaran lainnya.
Entah mengapa kini semua obrolan percakapan pasti kian selalu menyerempet ke soal asmara (kalau bukan kuliah atau kerja). Kalau nggak ngomongin kapan nikah (untuk yang udah berpasangan), kapan mau disikat wece nya eh cewenya (yang udah ada gebetan), atau kenalin dong ke temen lu (yang mau mencoba peruntungan asmara). Padahal sebagai mahasiswa harapan bangsa(t), gw sangat mengharapkan obrolan yang lebih berbobot seperti batu kali, samsak semen, atau tambang batubara *salahbesar
  • (Sebenarnya gw lumayan bertanya-tanya dengan mayoritas mindset orang Indonesia yang habis kuliah mau kerja trus langsung nikah trus punya anak dsb. Maksudnya apakah tidak kepikiran mau eksperimen dalam hidup dulu seperti mengabdi di daerah pedalaman sebelum menikah atau backpacking berdua saja sebelum punya anak? Tapi mungkin gw akan bahas lain waktu kalau ingat)
Apalagi beberapa waktu yang lalu (atau mungkin sekarang masih) ramai akan tagar #relationshipgoals
Pelukan lah.
Gedong lah
Cipokan lah. Kayak ikan mas koki
Daku mah apa atuh. Mentok2 ciuman sm ubin…sama meluk guling.
Seakan-akan pacaran menjadi to-do-list di prioritas yang utama, lebih atas dari rukun Islam #buset. Foto di instagram/facebook gak lengkap rasanya kalau belum ada:
1)      Foto bareng pacar di photobox
2)      Foto bareng pacar di tempat makan
3)      Foto lagi gandengan di dalam kandang kebun binatang tempat wisata hits
4)      Plus ya jangan lupa quotes pamungkas seperti “tak lengkap tanpa teman hidup” atau “kau bukan yang pertama tapi yang terakhir “ sejenisnya. Gw mah mentok2 “tak lengkap tanpa pilus garuda”.
Belum lagi setengah dari kontak LINE/WA akan dipenuhi oleh foto profile picture yang selalu berduaan nan mesra. Maknyus deh jadi bikin ngiri jutaan orang Indonesia lainnya yang masih berstatus tunggal putra atau putri termasuk gw.
Memang beberapa teman seangkatan atau senior , (artis dan celeb socmed juga banyak) bahkan sudah ada yang menikah, baik yang laki-laki atau perempuan ataupun jenis ketiga yaitu ikan julung-julung. Setiap kumpul keluarga pun gw kadang suka disindir karena belum mempunyai “gandengan”. Padahal adik sepupu yang lebih muda dari gw pun sudah punya. Hem berani juga dia melangkahi gw *suarahatijahatalasinetron.
Apakah memang sudah umurnya harus mulai memikirkan apa yang dinyanyikan oleh D’Bagindas beberapa tahun yang lalu yaitu :
C.I.N.T.A
Karena di umur yang sudah melewati kepala angsa (2), sungguh gw masih tidak mengerti apa yang dilakukan ketika pacaran atau bahkan menikah dan membangun rumah tangga?? Tiap pacaran harus ngapain? Kalau beda pendapat harus gimana nantinya? Apa harus pura2 mati? Kenapa orang pada akhirnya memilih menikah (ya ketimbang “kecelakaan kawin” tentunya) dan yakin bahwa “dia” adalah jodoh yang tepat!! Gila pusing meen kalau dipikir2 sampe otak mengkerut kayak otak-otak goreng baru mateng~
Menurut gw, terlepas dari istilah pacaran kah atau taaruf, banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk mengikat diri kita ke orang yang akan hidup selamanya bersama kita. Benar-benar banyak. Mulai dari permasalahan cari yang seiman, permasalahan agama, masalah kerjaan, masalah penghasilan, masalah tempat tinggal, mertua yang cocok sm keluarga, kesamaan klub bola favorit sampai yang remeh kayak nikahan pakai tema apa atau kalau mau kentut harus minta ijin atau nggak. Jangan sampai buru-buru kebelet kawin eh tau2nya jodoh kamu dulunya cowok! (pokoknya beda gender). Khan gak enak kalau beradu pedang di malam pertama *kontendewasa
Dalam kasus gw, masih banyak yang ingin gw kerjakan sebelum akhirnya nanti melanjutkan hidup bersama si dia (siapa?) pujaan hati. Gw masih harus membayar hutang budi k orang tua , berkontribusi untuk agama dan bangsa, mengejar cita-cita gw, dan menciptakan karier ideal yang gw pingin bgt. Pokoknya panjang deh sepanjang sidang kopi Jessica Mirna. Gw juga masih banyak seqali kekuranganya yang gw rasa daripada membangun rumah tangga mungkin gw lebih berkontribusi membangun rumah makan.
Tapi bukan berarti kita menunda2 kelamaan untuk menikah juga. Jadi beberapa pekan yang lalu ada sebuah percapakan diskusi di grup Line. Intinya sih, Kasihan (?) dengan kaum perempuan karena diperkenankan untuk menungguh, menerima dan memilih, bukan mengejar layaknya lelaki.
Karena itu untuk para lelaki sangat (keras) dianjurkan untuk lebih berusaha, lebih cepat untuk bergerak. Segera untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Kasihan para perempuan yang mungkin bisa jadi jodoh mu terlalu lama menunggu (lalu disalip metromini eh teman). Lakukan segera yang memang harus dilakukan, hindari hal yang tidak penting dan sesuai visi hidup, dan kalau nyatanya masih bingung sebaiknya segera zig-zag ke hal yang memang kita sudah tahu ingin apa. Walau gw jg masih bingung sih.
Untuk perempuan mungkin bisa dengan memperluas pertemanan agar memperbesar kemungkinan untuk segera ditemukan oleh jodohnya. Harus merubah diri menjadi lebih baik juga dan berdoa.
Apabila jodoh gw di masa depan bisa ngeliat ke gw di masa lalu, mungkin dia akan melihat gw kayak orang bego aja sih, bodoh gtu karena belum mikir terlalu jauh soal asrama eh asmara. Masih berusaha untuk sengaja menyibukan diri menjadi lebih baik (dan ngejar wisuda dan membangun dagangan juga hehe). Tapi semoga ini memang jalanNya yang terbaik dan ketika waktunya kami bertemu, gw sudah jadi jodoh yang siap dan lebih layak untuk memimpin bahtera rumah tangga orang lain hidup bersama sampai malaikat Izrail mampir.
 —————————
Ditulis di tengah malam ketika tidak tahu harus melanjutkan TA bagaimana lagi~hiks tolong aku wahai Son Goku!

Comments

Popular Posts