[50] Radio


sumber : telegraph.co.uk
Baru saja mendengar di berita tengah malam, bahwa baru-baru ini beberapa dj dan penyiar radio di sejumlah negara di Afrika tengah “melawan” Ebola melalui siaran. Ya, melalui siaran mereka, menyampaikan cara pencegahan hingga cara penanganan jika ada korban yang terjangkit. Semua dilakukan demi mengurangi jatuhnya korban akibat Ebola. Ada yang tahu Ebola? Itu tuh virus yang ngeluarin darah dari seluruh tubuh, sempet nongol di komik 20th Century Boys karya Naoki Urusawa (yang mau tahu kyk gmn cari aja sendiri ya di om gugel). Ya pokoknya serem banget lah. Balik lagi ke Afrika, bahkan mereka mengadakan training untuk sesama dj dan penyiar agar dapat menyampaikan pesan secara tepat dan efektif.
Untuk apa sih mereka berbuat sejauh itu?
Karena informasi adalah salah satu tombak senjata dalam menghadapi ketidaktahuan bahaya akan penyakit dan salah satu profesi yang mampu menyampaikan informasi secara tepat guna sesuai situasi dan kondisi adalah penyiar radio. Bayangkan saja jika informasi hanya disampaikan melalui internet atau televisi, mungkin daerah-daerah yang tidak terjamah sinyal tidak akan mendapatkan informasiknya.
Tapi ada yang lebih ingin saya telisik melalui berit di atas. Yaitu suatu profesi yang dianggap hanya sebagai pelengkap hidup dan hiburan (ya apa sih pentingnya penyiar? Hanya cuap-cuap saja di radio paling?) bahkan dapat menjadi berguna dan menjadi penyelamat bagi dunia.
Ini sama halnya dengan pergerakan seniman para era pra-kemerdekaan ketika membantu membakar semangat rakyat Indonesia dengan menyebarkan poster atau mural propaganda anti-penjajahan dulu. Atau keberadaan tentara seni di korps ketentaraan di Amerika pada jaman perang dunia kedua dulu (Jack Kirby dan Stan Lee muda, yang kelak menjadi pentolan Marvel, sempat merasakannya) yang membantu propaganda program-program keamanan di Amerika. Atau juga usaha tukang parkir untuk mengatur barisan mobil yang parkir agar tertib agar jalanan tidak menjadi macet. Atau usaha pemulung untuk memisahkan sampah yang dapat didaur ulang dan tidak. Atau usaha badut yang menceriakan suasana di tengah panti asuhan yang tengah bermuram durja.
Intinya dan pendapat saya sampai saat ini, tidak ada pekerjaan atau profesi yang terlalu rendah hingga patut dihina atau direndahkan, tidak ada pekerjaan yang perlu disanjung terlalu tinggi sehingga terlihat angkuh dan bernilai. Semua memiliki kegunaan dan manfaat.
Kitalah yang menentukan nilai pekerjaan kita. Karena kita sendiri yang membuat suatu profesi, amanah yang diberikan, menjadi sampah atau berlian yang bernilai…

Comments

Popular Posts