[54] Tahu (Gejrot)


“If something doesn’t work well in pursuit of your dreams, Keep Moving. Believe that you’re destined for something bigger, even bigger rather than you can dream of”
(sok english sia lah aing)
Ini kepikiran ketika saya nonton tayangan Kick Andy tanggal 26 Sept kemarin yang kelewatan untuk ditonton. Bung Andy mendatangkan orang-orang yang mimpi awalnya dengan usaha atau pekerjaannya kini yang beda jauh. Pak Nyoman yang awalnya pemilik galeri di Bali yang nyaris bangkrut kini menjadi pemilik Restoran Bebek Tepi Sawah yang laris itu dan Pak Suherman Ade yang awalnya bercita-cita jadi penyanyi dangdut namun “kepeletot” jadi peternak dan tukang kebun malah kini menjadi Asisten Chef bagi seorang William Wongso. Dua-duanya keren dan sama-sama hebat walau jalurnya berbeda jauh dengan start awal.
sumber :http://www.guncelolay.net/uploads/thumbs/8f8617199-1.jpg
Saban hari lalu, saya dinasehati asdos saya, Kang Tahta, bahwa hidup kita “serba tahu-tahu”. Tahu-tahu sudah bangkrut, tahu-tahu sudah tua. tahu-tahu sudah istri (ngarep), tahu-tahu sudah sukses. Semua serba tidak dapat disangka-sangka. Kalau melihat jalan panjang di belakangnya, kita tak pernah menyangka bahwa skenario Tuhan akan membawa kita ke tahap seperti ini. Kita tak pernah tahu akan menjadi apa ke depannya, karena masa depan tidak dapat diketahui pasti bahkan oleh Mama Laurent sekalipun. Kita hanya bisa terus maju dan berusaha, berdoa lebih banyak dan bekerja lebih rajin mah. Mungkin ujung jalan yang berada di depan kita bakal berbeda dari apa yang kita rencanakan di awal, tapi percaya saja kalau itu bakal jauh lebih baik dari semua naskah terbaik kita. Lakukan semua dengan ikhlas dan gembira…
Seperti tahu gejrot yang rasanya gak kalah enak dengan tahu utuh lainnya, walau harus hancur terlebih dahulu~
ditulis di tengah dilema yang berkepanjangan seperti kemarau musim sekarang. Galau jalan hidup mau jadi apa masih meradang. Rasanya iri saja melihat teman-teman yang semakin tahu dan bersemangat meraih apa yang diinginkannya. Apalagi semakin sadar dan tahu bahwa (mungkin) tangan saya memang tidak berbakat di bidang ke-seni-rupa-an, (halah). Agak-agak gimana lah sekarang, tapi teh setelah 3 hari merenung baik-baik mungkin begini lebih baik.  dari awal saya memang gak pernah memaksakan atau mentargetkan untuk menjadi satu profesi yang jelas (entah desainer, komikus, ilustrator, copywriter, atau creative director). saya hanya ingin berkarya dan bermanfaat dalam bidang komunikasi visual ini.
saya tidak keberatan jika nantinya memang tidak bisa jadi desainer seutuhnya.
saya tidak keberatan jika nantinya memang tidak bisa jadi komikus seutuhnya.
saya tidak keberatan jika nantinya memang tidak bisa jadi fotografer atau illustrator waktu penuh.
saya tidak keberatan jika nantinya memang tidak bisa jadi penulis atau jurnalis seutuhnya.
tapi ada satu yang satu-satunya saya keberatan, yaitu jika saya hanya menjadi orang yang bekerja dan berkarya untuk dirinya sendiri, jadi orang yang hanya menggerutu dan mengeluh selalu, jadi orang yang tidak peduli lingkungan hidupnya, jadi orang makin dijauhkan dari jalan Allah, jadi orang yang sangat merugikan bagi masyarakat dunia, dan jadi orang yang mengotori nama baik keluarganya, insya allah mah saya bakal sangat keberatan. -__-
udah ah mah ngobrolnya, semoga yang membaca mau membantu saya berubah minimal lewat doa. Nuhun

Comments

Popular Posts