[64] Gelas Pecah


“Pecah berarti membeli”
Peringatan di atas ibarat soulmate dengan toko barang pecah belah. Seperti kacang dan kulitnya, seperti durian dengan durinya, seperti om jin dan jun~
Hubungan antara kedua hal tersebut seperti hubungan antara dua orang yang berbeda. Bisa keluarga, saudara, teman, rekan kerja, atau sahabat…
Ada kalanya sebuah gelas akan pecah, entah disengaja atau tidak. Bisa pecah berkeping-keping, bisa juga sekedar retak. Namun yang pasti kondisi gelas tersebut tidak bisa kembali seperti semula. Merekatkannya dengan perekat atau meleburnya sekali lagi menjadi gelas baru hanya memperbaiki apa yang terlihat. Percayalah bahwa sebuah gelas yang telah pecah tidak akan kembali seperti semula, apapun caranya. Susunan atom yang membentuknya mungkin telah tergantikan atau bahkan menghilang tidak kembali.
Layaknya sebuah hubungan, baik disengaja atau tidak, mungkin akan sampai pada titik perpecahan atau pertikaian yang mengakibatkan rusaknya hubungan kita dengan dia. Yang sudah terjadi, sudahlah terjadi. Karena ketika sebuah hubungan rusak, bagaimanapun kita telah dimaafkan atau memaafkan, khilaf, melupakan atau dilupakan, semua sudah menjadi terasa berbeda. Walaupun terlihat berhubungan baik di luar, namun apa yang dirasakan akan menjadi sedikit berbeda dibandingkan awal kita menjalin sebuah hubungan pertemanan, persaudaraan, atau kekerabatan.
Maka dari itu, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah meletakan gelas tersebut di dalam lemari kaca. Agar ia terlindungi namun tetap terlihat, agar ia tetap dapat menampakan wujud dengan aman. Lindungi hubungan kita dengan orang lain sekuat mungkin, layaknya seorang ibu yang menggegam tangan anaknya yang baru lahir. Percayalah, gelas yang pecah tidak akan kembali seperti semula. Juga dengan hubungan baik yang rusak tidak akan kembali baik sempurna seperti pada awalnya.
——————————————————————————————
Ditulis ketika sudah merasakan pahitnya pil yang bernaman “teman”

Comments

Popular Posts