[57] Wish-you-die


Seminggu lalu, kampus aing baru aja mengadakan wisudaan bagi mahasiswanya, baik yang beruntung atau kurang beruntung. Bisa terlihat bagaimana semua orang menunggu kerabat atau saudara yang mereka kenal akan memasuki kasta baru dalam kehidupan yang mana hanya segelintir umat manusia di negeri ini yang bisa mencicipinya. Semua menunggu dengan perasaan berdebar-debar nan suka cita.
Ketika para wisudawan dan wisudawati [ditemani/tidak (coret salah satu)] pendamping wisuda keluar dari gedung, mereka dielu-elukan bak selebriti habis cerai dari KUA (gakdeng),  seperti atlit smekdon abis ngebully lawannya, seneng bgt gtu. Terlihat bagaimana wajah mereka berseri-seri, bagaimana orangtua mereka tidak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangga, de el el. Gtu sih klo dari perspektif yang gw liat.  
Cuma ada hal yang kepikiran sekarang setelah seminggu wisudaan. Gw membayangkan apa yang akan gw lakukan setelah wisudaan. Dan sumpah masih bingung. Maksudnya ini beda sama masa studi dulu2. Dulu abis SD ya mikirnya lanjut SMP. Abis lulus SMP ya lanjut SMA, abis itu Kuliah. Nah abis kuliah trus kawin apa? Kini segala sesuatunya sudah bukan kewajiban mutlak lagi. Maksudnya sekarang pilihan sudah dialihkan ke kita sebagai dewasa yang dianggap mandiri (ya kecuali, ya jawab sendiri lah). Banyaknya pilihan dan kemungkinan untuk memilih menurut gw malah jadi ujian sebenarnya dalam akhir masa studi ini.
Kini yang menjadi penguji dan penilai akan ujian “wisuda” tersebut bukan hanya guru atau staf pengajar, tapi seluruh elemen masyrakat bangsa binatang tumbuhan alam raya alam semesta alam mbah duku sedang ngobatin pasiennya tanah air agama keluarga langsung yang jadi penilainyna. Dan kebenaran jawabannya, mungkin hanya Tuhan yang tahu (atau kalau merasa gak punya Tuhan ya menurut ngana sendiri lah). Wisuda bukan menjadi momen penghabisan masa studi di kampus semata, tapi jadi titik awal dalam menjejakan kaki di masyarakat. Sudah sepantasnya tidak dianggap enteng dan “ah-elah-liat-aja-nanti-mau-gimana”.
Sekarang masih ada waktu sampai “Ujian Hidup” nanti. Sebelum nantinya semua serba terlambat, alakazambaiknya kalau semua dipikirkan dari sekarang. Agar kelak tidak menyesal dan mikir…….


“MAMPUS GW!”
Ditulis sambil asik istirahat nugas dan gawe naudzubillah banyaknya dan nonton vlog dan baca ulang, ternyata jayus. Udah lah~

Comments

Popular Posts