[80] Pendamping Emping


! : Ini masbroh, ternyata dia udah ada yang “punya”? : Iya udah tahu, gw pernah liat dia jadi pendamping wisuda nya.! : Santai ya, masih banyak ikan di laut. Di pasar ikan juga banyak tuh yang obral~? : Iya, yang cantik banyak tapi yang cantik hati dan mau sm gw ada gak?! : Woelah, segitunya kah hati lo kering tanpa “calon”? : F*ck, emang lu udah ada Pendamping Wisuda??
 * ! : gw
? : temen gw
dialog singkat line yang sudah dipersingkat dan diperpadat dengan seorang teman
Sebelum gw menjawab belum atau nggak ada, (atau menjawab “khan ada adik (perempuan) gw”), seketika dalam waktu milisekon (sok ilmiah) ada renungan singkat yang mampir di pikiran gw. Memasuki usia muda aktif, enerjik, dan mandiri (mandi sendiri makan sendiri), persoalan menikah tidak lagi menjadi cita-cita atau khayalan imajiner semata tapi telah menjadi rencana. Tidak sedikit orang yang memulai menjalin kasih ketika masa kuliah dan merencanakan masak2an rencana mereka untuk menikah mendekati masa wisuda. Beberapa di antaranya bahkan meminta saran bagaimana cara melamar pujaan hatinya masing2 (ya gw tahu gw orang yang sangat salah untuk ditanyai hal semacam ini. Biasanya gw cmn menjawab “udah bawa roti buaya aja sm orang sekampung buat tanjidor” atau “kalau ditolak lo culik aja trus nikah sirih dan hidup di pulau terpencil, mayan lho gak usah bayar sewa gedung”)*gakpenting
Apapun pendapat orang mengenai hubungan semasa kuliah atau pendamping wisuda, temen makan, teman hidup, teman sejawat atau apapun itu, gw punya pemikiran tersendiri.
Bagi gw, sangat mungkin untuk menghadapi dan menyelesaikan tugas akhir hingga wisuda tanpa seorang pendamping. Namun untuk menghadapi kehidupan hingga akhir hayat dan mendapat izin tinggal di surga, gw gak yakin untuk menjalaninya seorang diri tanpa seseorang yang setia di sisi gw~
 ————————————————————————————————-
Selamat berpusing mencari pendamping. Sesuaikan dengan waktu dan kemampuan masing2 itu hak anda, dan juga hak saya untuk menentukannya sendiri
Salaman

Comments

Popular Posts