[101] Salah


“Eh, masa semalam gw di WA sm ********. Diancam dikasih SP (surat peringatan)!”
“Lha?!”
Beberapa malam yg lalu di hari libur teman satu tim di kantor gw nodong mnt curhat singkat lwt WA (whatsapp, komunikasi via chatting hape, sejenis Blackberry Messenger. Ya kali aja ada yg gak tahu. Ia bercerita bagaimana ia sedang skip dan kurang teliti dalam mengerjakan tugasnya. Hal tsb diketahui oleh para bos dan manajer, ia pun langsung kena tegur pd saat itu jg, didatangi rumahnya, lalu dibakar di tempat (gak deng, klo kyk gtu mah udah masuk koran lampu m*erah) via telepon meskipun hari libur.
Teman gw ini br bekerja selama 6 bulan, pengalaman kerja kontrak di perusahaan IT di luar negeri sebelumnya, dan hampir dapat SP.
Kebetulan gw bekerja di perusahaan yg berlatar belakang teknologi dan gawai lunak (alah bahasanya bilang aja start up), sehingga kecepatan, kreatifitas, dan inovasi menjadi titik kunci dalam pekerjaan. Karena nya tak ada role model atau aturan baku dalam menjalankannya. Semua hal serba abu-abu, tidak ada yg benar2 benar atau salah semacam jawaban kepada ajakan ngapel terhadap gebetan (Ngomong apa sih…)
Kebebasan inovasi tersebutlah yang kadang membingungkan bagi pegawai baru atau lulusan segar (fresh graduate spt gw) bagaimana menyikapi tugas dan persoalan dalam kantor. Minimnya pengalaman (atau hampir gak ada) membuat pegawai hrs pandai dalam analisa, lalu berjudi dan mengambil resiko. Tak jarang pilihannya diambil dianggap “kurang tepat” bagi atasan walau sebenarnya bukan pilihan yg salah. Yah akhirnya para bawahannya suka galau2 bingung dan mulai ngemil meja.
Perusahaan start up yg belum go public umumnya menggantungkan “nyawanya” pd suntikan dana investor. Dana yg didapat menentukan umur perusahaan beberapa waktu ke depan. tak heran perusahaan start up bergerak dgn sangat cepat dan dinamis agar bsa hidup sebelum suntikan dana tersebut menipis dan habis.
Belum genap dua bulan, beberapa teman kantor gw dengan baik hati berbagi pengalaman, termasuk banyak cara bagaimana pegawai sebelum gw cepat mendapatkan Surat Peringatan hehehe. Diserba tuntutan kerja serba cepat secepat tagihan ibu kost, gw jg dihantui oleh kesalahan2 sepele yg membawa kita ke jurangmangu eh jurang maut.
Banyak kesalahan yg mungkin terjadi oleh teman2 dan gw yg msh hijau dan minim pengalaman. Gw rasa smp tua pun kita tidak akan luput dr kesalahan.
Kehidupan pasca kampus lebih berat dan menanjak. Ibarat game Tetris, Gw sampai di level dimana balok yg udah disusun sering digusur dijadiin taman kota (ada gtu?). Bukan lantas kita jadi pasrah dan melemah karena ketidaksempurnaan yang dimiliki manusia. Kadang hanya dengan salah kita tahu mana yang benar. Melalui kesalahan kita ditempa menjadi lebih kuat dan sabar.
Kita salah, memperbaiki, dan menjadi lebih baik lagi.
—————————————————–
Ditulis di kereta, sepulang kerja, tepat setahun yg lalu ketika gagal skripsi dan sidang TA.

Comments

Popular Posts