[34] Buka Buku

Miris. itu kata pertama yang gw keluarkan ketika kemarin melihat banyak orang yang hanya melihat ke arah layar hapenya saat menunggu di terminal, hendak berangkat kembali ke Bandung. Hal tersebut tidak hanya terlintas hanya pada saat itu saja namun sudah terjadi berungkali ketika pergi ke tempat-tempat tertentu. Mulai dari pusat perbelanjaan hingga halte, semua asek sendiri dengan telepon genggamnya masing2. Intip2 sedikit, kebanyakan sibuk mengurusi sosial medianya yang tidak hanya sebiji, tapi banyak. Facebook, line, twitter, path, instagram, dan apapun lah itu. Apa yang menjadi masalah?

Pengguna internet di Indonesia berjumlah 63 juta jiwa dan 95 persennya pengguna sosial media. Bagus? Justru miris karena ternyata kebanyakan dari para pengguna ini hanya menggunakan sosial media sebagai ajang eksistensi diri semata, sebagai konsumen dan pengguna saja, bukan produsen. Yang dimaksud produsen dalam sosial media adalah orang2 yang aktif memproduksi sesuatu di internet, mulai dari tulisan di blog, karya di facebook, hingga video di youtube. Hitungannya masih sedikit untuk para pengguna internet produktif berkarya dibandingkan dengan negara lain. Sedih deh bro karena banyak dari waktu yang seharinya 24 jam sehari, diapaki untuk... menurut gw bukan hal yang pentinglah. Update status, pamer eksistensi pake foto, hanya komen2an yang remeh. Di Indonesia belum banyak yang bisa menggali dan mengoptimalkan penggunaan internet, masih sekedar untuk hiburan ketimbang informasi dan pengetahuan.

sumber : kompas

Yang jauh lebih sedih, pas gw lagi nunggu di terminal atau dokter, koran, majalah, sm pokoknya yang bacaan dianggurin gan.... kelihatan bgt emang minat baca kita rendah. Gak heran saat Indonesiaku negeriku ini kemajuannya rada tersendat, karena penduduknya yang kurang minat pada informasi sm pengetahuan. Memang budaya kita lebih kental akan budaya lisan, budaya dongengnnya ketimbang buday tulis dan membaca. Tapi ya masa mau diem aja ngeliat negara2 lain maju dan berkembang di ipteks krn informasi? Orang2 kita tuh ya emang lebih demen dan gampang kedistraksi sama hal yang lebih condong ke hiburan dalam menghabiskan waktu. Padahal jauh lebih bijak kalau waktu2 senggang dipakai buat baca daripada bacot gak karuan di media sosial. Gak heran Jepang jadi negara maju, bahkan di kereta aja mereka berdiri sambil baca.
sumber :Republika

Karena ane muslim gan, gw jadi inget bahkan ayat yang pertama turun aja disuruh membaca. "Iqra". Betapa dahsyatnya kegiatan membaca. Betapa pentingnya sampe di suruh di Al-Quran.

Kenapa tiba2 gw nulis kyk gini? Gw sadar bahwa ternyata yang kurang minat baca bukanlah orang2 yang sulit memiliki akses ke bacaan atau kurang berpendidikan, tapi justru di lingkungan pertemanan gw sendiri yang notabene "warga terpelajar" malah jarang baca juga. Semua lebih memilih untuk menyibukan diri dengan internet ketimbang bacaan. Gw bukannya melarang dan membatasi penggunaan internet karena toh internet juga berguna buat kehidupan yang lebih baik, tapi mbok ya diimbangi lah. Cerdas dalam menggunakan, seimbangin lah waktu untuk membaca sm main internet. Pergerakan informasi di Internet emang super cepet, tapi kurang dalam dan menyeluruh. Harus diimbangi sm bacaan juga. Jadi temen2, ayo sadar, ayo peduli untuk ngajak orang2 untuk lebih banyak membaca. Bacaan itu gak harus beli buku juga, bisa minjem temen atau ke perpustakaan, atau numpang baca di toko buku :P.


Random juga gw tiba2 pengen share kyk gini, tapi karena eh karena gerah juga gw liat dimana2 orang lebih demen buka hape ketimbang ngaji dan baca buku~

SALAM MEMBACA (apacoba)!!

Comments

Popular Posts