[7] Ke-tolol-an
Di negera ini pada jaman sekarang, saya menemukan satu kebiasaan buruk bangsa kita, terutama di sekitar lingkungan pelajar yaitu... malas dan malu bertanya.
Mengapa bisa orang malas dan malu bertanya ketika sedang ada ntah sesi mentoring, pemberian materi, dan kegiatan belajar mengajar? Permasalahannya "fenomena" ini tidak hanya ditemukan pd bangku SMP, namun nyatanya berlanjut hingga bangku kuliah.
Kalau menurut saya, beberapa alasan mengapa bisa pelajar Indonesia (kebanyakan) malas dan malu bertanya:
Mengapa bisa orang malas dan malu bertanya ketika sedang ada ntah sesi mentoring, pemberian materi, dan kegiatan belajar mengajar? Permasalahannya "fenomena" ini tidak hanya ditemukan pd bangku SMP, namun nyatanya berlanjut hingga bangku kuliah.
Kalau menurut saya, beberapa alasan mengapa bisa pelajar Indonesia (kebanyakan) malas dan malu bertanya:
- karena malas memperpanjang "waktu" kegiatan belajar mengajar, pelajar sudah bosan dan cepat2 ingin keluar dari kelas. Malas
- Karena tidak tertarik dengan mata pelajaran atau materi yang diberikan sehingga menyambung ke alasan yang pertama
- Bisa jadi karena malu, karena indikasi orang yang bertanya sering dicap sebagai orang yang tidak mengerti. Orang yang tidak mengerti sering dianggap "bodoh"
- Pemberi materi dianggap kurang menarik dalam menyampaikan, jadinya nanti nyambung lagi ke asalan pertama
Padahal khan yah orang bertanya biar jdnya ngerti dan jd lebih banyak ilmu yg dibagi nantinya sm si pemberi materi. Salah satu kesimpulan yang saya ambil biasanya kalau di kelas atau forum adalah "ternyata masih begitu kecil semangat orang2 kita (mungkin termasuk saya) untuk belajar". Kita masih merasa belajar sebagai "kewajiban" bukan atas "passion" atau kebutuhan yang sudah di level pemikiran tinggi. Contohnya mungkin seperti professor di luar negeri yang sudah mengganggap belajar adalah kebutuhan dan mereka cinta dengan ilmu pengetahuan, merasa hidupnya kosong jika tidak diisi dengan belajar.
Atau kesimpulan yang lain, kita gengsi untuk bertanya karena takut dicap bodoh. Tolol. Lebih baik belajar sendiri tentang hal yg tidak dimengerti daripada harus bertanya. hal ini didukung juga oleh tatapan teman2 di sekitar kita ketika mau bertanya. hehe, jdnya tambah malu untuk bertanya. Lantas sebegitukah pentingnya pencitraan bahwa kita adalah orang yang pintar sehingga selalu mengerti apa yang diterangkan guru atau dosen? Lebih baik saya terlihat pintar karena tidak bertanya drpd nantinya terlihat bodoh. Namun tidak semua kasus seperti itu sih, ada yang mungkin memang malu tapi karena malu untuk berbicara di depan umum, jd biasanya mereka akan tetap bertanya tapi nanti setelah kelas berakhir dan bertanya sendiri secara pribadi ke guru atau dosen.
Di Indonesia sendiri pencitraan dianggap jauh lebih penting daripada apa yang sebenarnya dipunyai oleh orng itu sendiri. Semua caleg ingin dianggap jujur dan amanah, namun sayangnya tidak diikuti dengan pembuktian dan kepribadian yang seperti dibilang di pencitraannya. Sebenarnya pencitraan itu khan sebagai publikasi atas hal yang ingin kita sampaikan. Tapi kalau yang ingin disampaikan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan ya khan jadinya bohong juga.
Saya termasuk orang yg yaaah sering bertanya juga, bukan karena ingin dilihat sebagai orang yang aktif atau apa, tapi karena memang saya bodoh dan tolol, tidak mudah mengerti penjelasan orang. Memang tidak enak juga ketika kita bertanya, beberapa pandangan mata menatap kita.
Kalau begitu caranya, mungkin saya tidak keberatan jadi bodoh selamanya kalau dengan begitu saya jadi punya keinginan yang kuat untuk menemukan kejelasan dan kebenaran dalam pencarian ilmu. Saya jadi merasa rendah hati karena tidak ada yang bisa disombongkan. Saya menjadi menghargai betapa hebat orang2 yang berjuang untuk belajar dan mencari ilmu.
Comments
Post a Comment